Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Kamu yang duluan. Setelah itu?

Kamu yang bilang "Hey" duluan. Kamu yang bilang " pagii" duluan. Setelah itu? Hilang... Karena sekarang ceritanya udah beda. Mungkin kamu yang berubah atau menghindar? Mungkin waktunya udah gak tepat atau memang aku yang selalu terlambat? Kenapa kita sama-sama selalu diam?. Berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa. Padahal kita sama-sama merasakan kacaunya hubungan ini. Diam kita ini membuat kekacauan semakin berlarut-larut mengikuti nasib dan takdir. Sebenarnya hati ini tak pernah terima dengan kekacauan ini. Siapa yang salah? Bagiku kita ini tersangkanya. Aku bingung, harus memulai dengan kata apa? Memulai dari sudut mana aku merapihkan semua kekacauan ini? Nyatanya kamu pun hanya mampu diam dan berpura-pura. I'm so disappointed.

Ibarat pohon.

Tentang pohon yg jatuh cinta namun takkan pernah bisa menyatu.. Bagaimana pohon itu menyampaikan rindunya? Bagaimana mana pohon itu memberikan kasihnya? Bagaimana pohon itu mengatakan cintanya?? Mereka memang bersebelahan namun tak untuk saling menyapa, tak untuk saling berbagi, atau bahkan tak untuk saling melepas rindu dengan berpelukan! Tapi bagaimana mereka bisa jatuh cinta? Merasakan rasa yg sama? Terbiasa? Yaa, mereka terbiasa bersama tanpa saling menunjukkan rasa, kasih, dan rindunya. Mereka sudah tau dan yakin bahkan percaya kepada pohon pasangannya sehingga mereka bisa tumbuh beriringan selamanya.. Betapa hebatnya kepercayaan yg tetap menyatukan cinta tanpa kasih yg tersampaikan, tanpa rindu yg terungkap dan tanpa cinta yg terucap;)

Terimakasih Buat Kamu

Terimakasih sudah hadir dikehidupan ku.. Sejak awal aku memang sudah menyukaimu, namun selalu setengah hati. Iya, aku tau ini salah. Tapi.. bahkan sampai saat ini aku selalu setengah hati kepadamu. Maaf.. Ya aku tau sampai mulut ini kering kata itu tetap tidak bisa mengubahmu lagi. Terimakasih sudah memberikan aku kesempatan untuk merasakan penyesalan dan mengharapkan kamu kembali lagi. Dan terimakasih lagi telah membuatku sadar betapa beruntung dan bodohnya aku waktu itu karena telah menyia-nyiakannya. Jadi, karena itu aku harap kamu bisa lebih bahagia dengan dia.