Aku pernah berfikir harusnya mereka bisa memberiku lebih dari ini. kemudian aku menangis. Aku pernah berfikir aku lebih baik dari kalian tapi nyatanya nothing. aku menangis, tapi aku menyalahkan mereka (orang tua).
Kenapa aku selalu menuntut kepada mereka? aku ini bukan siapa-siapanya. Aku hanya manusia yang dititipkan oleh tuhan pada mereka. mereka telah menjagaku, mengurusku, mendidikku, hingga seperti ini. Apa bayaranku untuknya? tidak ada yang bisa membayarkan lelahnya mereka. Lalu kenapa aku masih saja menuntut macam-macam dari mereka? atas hak apa aku menuntut kepada mereka? rasanya tak pantas sedikitpun saja belum pernah ku balas jasa mereka. Lalu aku hanya menyakiti hatinya dengan macam-macam tuntutan yang belum bisa mereka kabulkan. Sudahlah cukup. Hentikan. Carilah bahagiaku sendiri dengan sakitku dulu. Berjuanglah lebih kuat dari mereka, walau aku tau aku memang lemah jika dibandingkan dengan mereka. Namun senyum mereka akan kembali jika aku tulus dan berhasil. Jangan pernah berjanji, tapi bermimpilah dan yakin bahwa mimpi ku akan menjadi kenyataan. Karena berjanji hanya akan membuat hati mereka berharap dan tersakiti jika tidak terjadi. Tapi kalau aku bermimpi, merekapun akan terus mendoakan mimpi-mimpi ku menjadi nyata. Aku bermimpi suatu hari apapun yang mereka minta akan ku berikan. Dan aku percaya mereka selalu mencantumkan mimpi-mimpi ku dalam doanya.
Aku sang titipan meminta maaf atas segala hal yang selalu aku tuntut terdahulu. Aku sadar itu semua bukan hak ku. Biarkan aku menemukannya sendiri dengan sakitku kemudain bahagiaku. Namun tolong jangan lepaskan mimpiku dari runtutan "Amin" -mu. Ma, Pa, entah bagaimana aku membalasnya, terima kasih.. bahkan tidak pernah cukup. I LOVE YOU.
Komentar
Posting Komentar