Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Aku Mau Pulang

Aku mau pulang.. Bukan kemanapun didunia ini, entah rasanya disini bukan rumah. Walau begitu, aku tak tau dimana aku bisa merasakan rumah. Rumah bagiku bukan hanya sebuah bangunan beratap dan memiliki pintu. Tak cukup hanya seperti itu. Rumah adalah kenyamanan, nyaman dengan apa yang ada bersama ku. Bukan karena aku tak pernah bersyukur hingga tak bisa merasa nyaman. Namun rasanya pulang ku bukanlah disini. Aku lelah.. Aku ingin istirahat.. Aku mau pulang..

Diam lebih baik

Percuma.. Berulang kalipun tetap percuma.. sia-sia. Bukan tak pernah didengar, tapi jawaban yg didapat sama saja tak pernah berbeda sekalipun, hanya hal yg tak pernah ku diharapkan. Aku lelah, bukan menyerah begitu saja.. hanya aku merasa cukup untuk kecewa berulang kali karena hal yg sama. Patut kamu tau diamku kali ini bukan karena mengiyakan semuanya, tapi karena aku tak ingin menyakiti hatiku sendiri.

Disaat harus lebih menggunakan logika dibanding hati

Cinta emang pake hati bukan logika. memilih tetap bertahan walau terus disakitin katanya karena terlanjur cinta dan yakin kalo si dia bakal berubah. terbiasa sakit hati, dan gak sadar. lalu lama kelamaan gak sanggup buat pergi padahal terlalu lemah untuk bertahan. Iyaa cinta emang pake hati. tapi bukan menghilangkan harga diri. iyaa cinta itu jangan pake gengsi tapi kalo udah nyakitin buat apa bertahan? masih banyak pilihan lain untuk bahagia. kalo kalo cintanya udah bikin gak bahagia, ngapain juga masih bertahan. karena pada dasarnya dia takakan pernah berubah dan hati tak pernah bisa dipaksa. menata ulang hati emang gak segmpang menata rumah yang berantakkan. tapi harus tau dimana saatnya lebih menggunakan logika dibanding hati. kalo kita pergi dia gakakan bisa nyakitin kita lagi kan?!. bahagia itu berasal dari kita sendiri bukan sesuatu atau seseorang yang sering disebut moodbooster. jangan pernah ngegantungin kebahagiaan kita pada seseorang, maka kita gak akan merasakan sakit yang ...

Aku Sang Titipan Pernah Berfikir

Aku pernah berfikir harusnya mereka bisa memberiku lebih dari ini. kemudian aku menangis. Aku pernah berfikir aku lebih baik dari kalian tapi nyatanya nothing. aku menangis, tapi aku menyalahkan mereka (orang tua).   Kenapa aku selalu menuntut kepada mereka? aku ini bukan siapa-siapanya. Aku hanya manusia yang dititipkan oleh tuhan pada mereka. mereka telah menjagaku, mengurusku, mendidikku, hingga seperti ini. Apa bayaranku untuknya? tidak ada yang bisa membayarkan lelahnya mereka. Lalu kenapa aku masih saja menuntut macam-macam dari mereka? atas hak apa aku menuntut kepada mereka? rasanya tak pantas sedikitpun saja belum pernah ku balas jasa mereka. Lalu aku hanya menyakiti hatinya dengan macam-macam tuntutan yang belum bisa mereka kabulkan. Sudahlah cukup. Hentikan. Carilah bahagiaku sendiri dengan sakitku dulu. Berjuanglah lebih kuat dari mereka, walau aku tau aku memang lemah jika dibandingkan dengan mereka. Namun senyum mereka akan kembali jika aku tulus dan berhasil. Jang...

Kebersamaan dan Perpisahan

Kebersamaan yang nyaman. Iya nyaman karena lama terbiasa bersama. Bahagia bersama, tertawa bersama, berbagi bersama, sedih bersama, menangis bersama. Bagaimana yang sudah terbiasa bersama dan saling mengasihi seperti itu harus berpisah?. Semua orang tidak selamanya akan bersama, karna pada akhirnya kita akan kembali ke sang pencipta sendiri-sendiri. Namun sebelum itu biasanya ada juga yang mengalami perpisahan karna jarak. Banyak orang yang mengalami perpisahaan jarak ini seperti sepasang kekasih yang LDR, seorang anak yang merantau, atau seorang teman yang pindah kesuatu tempat yang jauh. Ya, pada intinya suatu saat jika ingin dan bisa mereka akan bertemu kembali.  Aku pun udah sering ngalamin yang namanya terpisah oleh jarak kayak gini, mau berpisah sama sahabat atau keluarga udah pernah tapi kalo pacar belom dan kayaknya gabisa deh haha. Karena itu yang aku mau bahas kali ini terpisah oleh jarak dengan keluarga dan sahabat. Sebenernya aku sendiri gak pernah suka sama ya...

Sudah Lama

Percayalah hati lebih dari ini pernah kita lalui.. <3 Sudah lama.. Sudah lama kita saling mengenal, namun tetap aku merasa tak mengenalmu. Sudah lama kita tidak bertemu, namun pernah ada rasa diantara kita yang membuatku merindu. Sudah lama ku ingin melupakanmu dan kenangan kita, namun dirimu selalu hadir bersama kenangan kita didalam imagien ku. Sudah lama ku mengunci hati untuk mu, namun seketika kehadiranmu membawa senyum meruntuhkan gembok ini. Dan sekian lama ini aku tak pernah bisa mengganti dirimu dari hati ini. Hingga, sudah lama pula aku merassa hubungan manis kita hanya sebuah kepura-puraan yang tak pernah terbongkar. Sudah lama aku tidak memanggilmu "sayang", untuk mengakhiri semua ke-sudah lama-an ini aku hanya ingin kau tau dan rasakan "AKU RINDU KAMU SAYANG". Tertanda,                             ...

Kamu yang duluan. Setelah itu?

Kamu yang bilang "Hey" duluan. Kamu yang bilang " pagii" duluan. Setelah itu? Hilang... Karena sekarang ceritanya udah beda. Mungkin kamu yang berubah atau menghindar? Mungkin waktunya udah gak tepat atau memang aku yang selalu terlambat? Kenapa kita sama-sama selalu diam?. Berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa. Padahal kita sama-sama merasakan kacaunya hubungan ini. Diam kita ini membuat kekacauan semakin berlarut-larut mengikuti nasib dan takdir. Sebenarnya hati ini tak pernah terima dengan kekacauan ini. Siapa yang salah? Bagiku kita ini tersangkanya. Aku bingung, harus memulai dengan kata apa? Memulai dari sudut mana aku merapihkan semua kekacauan ini? Nyatanya kamu pun hanya mampu diam dan berpura-pura. I'm so disappointed.

Ibarat pohon.

Tentang pohon yg jatuh cinta namun takkan pernah bisa menyatu.. Bagaimana pohon itu menyampaikan rindunya? Bagaimana mana pohon itu memberikan kasihnya? Bagaimana pohon itu mengatakan cintanya?? Mereka memang bersebelahan namun tak untuk saling menyapa, tak untuk saling berbagi, atau bahkan tak untuk saling melepas rindu dengan berpelukan! Tapi bagaimana mereka bisa jatuh cinta? Merasakan rasa yg sama? Terbiasa? Yaa, mereka terbiasa bersama tanpa saling menunjukkan rasa, kasih, dan rindunya. Mereka sudah tau dan yakin bahkan percaya kepada pohon pasangannya sehingga mereka bisa tumbuh beriringan selamanya.. Betapa hebatnya kepercayaan yg tetap menyatukan cinta tanpa kasih yg tersampaikan, tanpa rindu yg terungkap dan tanpa cinta yg terucap;)

Terimakasih Buat Kamu

Terimakasih sudah hadir dikehidupan ku.. Sejak awal aku memang sudah menyukaimu, namun selalu setengah hati. Iya, aku tau ini salah. Tapi.. bahkan sampai saat ini aku selalu setengah hati kepadamu. Maaf.. Ya aku tau sampai mulut ini kering kata itu tetap tidak bisa mengubahmu lagi. Terimakasih sudah memberikan aku kesempatan untuk merasakan penyesalan dan mengharapkan kamu kembali lagi. Dan terimakasih lagi telah membuatku sadar betapa beruntung dan bodohnya aku waktu itu karena telah menyia-nyiakannya. Jadi, karena itu aku harap kamu bisa lebih bahagia dengan dia.